PENGETAHUAN UMUM: AGEN RAHASIA WANITA 'MATA HARI' YANG MAHIR MENARI SERIMPI (Margaretha Gertruida Zelle)


AGEN RAHASIA WANITA 'MATA HARI' YANG MAHIR MENARI SERIMPI. - Mata Hari sebagai agen rahasia ganda bagi Dinas Rahasia Jerman dan Dinas Rahasia Perancis, juga dikenal sebagai penari Jawa dan penari telanjang yang sangat terkenal di kota-kota besar Eropa pada masa sekitar Perang Dunia I. Mata Hari sebagai agen rahasia ganda bagi Dinas Rahasia Jerman dan Dinas Rahasia Perancis, juga dikenal sebagai penari Jawa dan penari telanjang yang sangat terkenal di kota-kota besar Eropa pada masa sekitar Perang Dunia I.


Nama Asli: Margaretha Gertruida Zelle
Lahir: Belanda, 7 Agustus 1876
Suami: Mayor Rudolph McLeod, seorang pwerira KNIL
Tinggal di daerah Indonesia di Ambawara, Tumpang (Malang), Banyu Biru dan Sindanglaya
Meninggal: 15 Oktober 1917 - ditembak mati oleh Legiun Macan di luar Kota Paris.

Beberapa poses Mata Hari yang digambarkan media massa Eropa masa itu sebagai eksotis, ketimuran, dan liar. Beberapa poses Mata Hari yang digambarkan media massa Eropa masa itu sebagai eksotis, ketimuran, dan liar.

MATA HARI AGEN GANDA PADA PERANG DUNIA I

Mata Hari, adalah nama panggung Margaretha Geertruida "Grietje" Zelle MacLeod (7 August 1876, Leeuwarden – 15 October 1917, Vincennes), 'exotic dancer' asal Belanda. Pada umur 18 tahun, dia menikah dengan Rudolf John MacLeod (1 March 1856, Heukelum - 9 January 1928, Velp), seorang tentara kolonial Belanda di Jawa. Kemudian, mereka pindah ke Jawa, dan dikaruniai dua anak, yaitu Norman-John (30 January 1897, Amsterdam - 27 June 1899) and Jeanne-Louise (2 May 1898, Jawa - 10 August 1919). 

Pernikahannya mengecewakan, suaminya seorang alkoholik dan melampiaskaan semua amarahnya pada istrinya, serta memiliki selir . Selama beberapa bulan, Margaretha Geertruida belajar tari tradisional Jawa, dan kemudian mengubah nama panggungnya menjadi Mata hari.

Pada tahun 1903, Margaretha Geertruida pindah ke Paris. Tahun 1905, ia menjadi penari eksotis dengan nama panggung Mata Hari. Pada tahun 1910, Mata Hari dikritik sebagai 'eksibisionis' dibanding sebagai tarian artistik. Mata Hari juga sukses sebagai 'pelacur', sehingga membawanya pada pergaulan militer tingkat atas. Kewarganegaraan Belandanya yang netral selama Perang Dunia I, membuat dia bebas melewati perbatasan. Pada bulan Januari 1917, atase militer Jerman di Madrid mengirim pesan radio ke Berlin, menggambarkan kegiatan bermanfaat dari mata-mata Jerman, berkode nama H-21. Dinas intelijen Perancis mencegat pesan ini, dan dari informasi yang terkandung, berhasil diidentifikasi bahwa kode H-21, adalah Mata Hari. Luar biasa, pesan tersebut dalam kode yang intelijen Jerman sudah dipecahkan oleh Perancis, hal ini membuat beberapa sejarawan mencurigai bahwa pesan itu buat-buat.

Pada tanggal 13 Februari 1917, Mata Hari ditangkap di kamarnya, di Hotel Plaza Athenee di Paris. Dia diadili dan dituduh sebagai mata-mata untuk Jerman, yang menyebabkan kematian paling sedikit 50.000 prajurit. Dia dinyatakan bersalah dan dihukum mati oleh regu tembak, pada tanggal 15 Oktober 1917, pada usia 41 tahun.


KISAH MATA HARI, SPIONASE PELACUR TERHEBAT SEPANJANG MASA

Penari
Seorang wanita Belanda di era PD-I menjadi penari orientalis dan spion politik untuk pemerintah Jerman dan Perancis. Gadis Belanda itu, bernama Margarethe Gertruide Zelle. Dia lahir di Leeuwarden, Belanda. Ketika dia berusia 19 tahun, tepatnya tahun 1895, dia dinikahi oleh Rudolph Macleod,(39 tahun). Rudolph adalah perwira tinggi militer Belanda yang bertugas di Indonesia. Pasangan baru menikah ini, diboyong ke Indonesia, pertama kali tinggal di Semarang.

Margarethe senang dengan rumah di Semarang yang nyaman. Tak berapa lama lagi, suaminya harus berpindah tugas ke Malang, di daerah Tumpang. Di situ Margarethe suka bermain ke Candi Jago, Candi Kidal, Candi Singosari. Dia mengagumi tari Serimpi yang ditarikan di candi-candi tersebut. Kemudian suaminya dipindah-tugaskan ke Sumatra.

Margarethe tidak kerasan tinggal di Sumatra. Dia rindu dengan suasana di Jawa. Apalagi anak laki-lakinya, Norman, meninggal di Sumatra. Tahun 1902, pasangan ini kembali ke Belanda. Dan berakhir dengan perpisahan. Rudolph tinggal dengan anak perempuannya.

Masih tahun yang sama, Margarethe pergi ke Paris, dengan tujuan akan belajar tari balet, yang kemudian menimbulkan niat Margarethe untuk menjadi penari orientalis di sebuah klab malam. Dia mencoba menari sebisanya, bergaya tarian Jawa. Apalagi dia dulu sering melihat tari serimpi di Candi Jago, Malang. Pakaiannya pun dia variasi sendiri. Bahkan Margarethe sebenarnya tidak tahu banyak tentang kesenian Jawa. Apalagi, agama nenek moyang orang Jawa. Dia nekat saja menari dan berpakaian khas ketimuran.

Tariannya membuat gebrakan baru. Bukan saja dia pandai menari orientalis di mata orang Paris, namun dia juga menari dengan eksotik dan telanjang. Dalam waktu singkat namanya sudah cepat melambung. Banyak kaum elit Paris dan Eropa lainnya terkesima dengan penampilannya.

Ketika banyak media menyorotnya. Dia mengaku kalau lahir di kota Jaffnapatam, pantai Malabar, India. Sedang ayahnya seorang Brahmana dan ibunya seorang penari di candi. Kebohongannya itu, membuat publik makin yakin. Apalagi, setelah nama yang sebenarnya sebagai istri Rudolph Mcleod itu diganti dengan nama Mata Hari.

Nama itu, kedengarannya sangat asing di telinga orang barat. Khas ketimurannya sangat menonjol. Mata Hari memang cocok dianggap sebagai orang timur. Bukan saja rambutnya yang hitam kelam dan kulitnya yang kecoklatan. Tapi bibir dan matanya, tampak bukan seperti orang barat. Tariannya sungguh liar dan mengundang decak kagum banyak penonton.

Beberapa pose Mata Hari dalam pakaian tari yang eksotis, membuat sejumlah besar media massa Eropa saat itu memberitakannya secara gencar....Beberapa pose Mata Hari dalam pakaian tari yang eksotis, membuat sejumlah besar media massa Eropa saat itu memberitakannya secara gencar....

Seorang yang dibuat tergila-gila pertama kali, adalah Emile Guimet. Dia pengusaha industri sabun cuci dari kota Lyon, Perancis. Sejak tahun 1885, Guimet telah mendirikan museum, yang mengkoleksi barang-barang seni orientalis dan dia juga mempersilahkan museumnya untuk dipakai sebagai tempat pentas dan mengenalkan pada kalangan elit Paris. Honor yang didapat Mata hari saat itu, berupa emas seharga 1000 Franc. Pada tahun 1905, Mata Hari melakukan pertunjukan sebanyak 35 kali. Penonton yang terbanyak, adalah di Olympia-Theater. Dia mendapat bayaran sejumlah 10.000 Francs. Di samping dia pentas di pertunjukan umum, juga melayani pentas privat. Mata Hari bercita-cita punya pacar orang kaya. Dan, kini cita-citanya telah tercapai. Tak hanya orang kaya dan bangsawan yang menjadi pacarnya, tapi termasuk para perwira tinggi. Dia hidup bergelimang kemewahan.

Kemudian Mata Hari berganti pacar lagi, kali ini dengan seorang pengacara bernama Edouard Clunet. Dia meminta saran Clunet, untuk menghubungkan dengan sebuah agen profesional, untuk mengurus pementasannya. Clunet lalu menghubungkan dengan agen teater terkenal, bernama Gabriel Astruc. Pada Januari 1906, untuk pertama kali Mata Hari pentas di luar Perancis, yaitu di Madrid. Pada bulan Februari 1906, penari yang juga menyandang nama Margarethe itu pergi ke Berlin. Dia tak butuh waktu lama untuk memperkenalkan kebolehannya kepada publik. Apalagi, ada dukungan dari seorang bangsawan setempat. Kemudian dia pergi lagi ke Wina, karena dia mendapatkan surat dari Astruc untuk pentas di ibu kota kekaisaran Austria-Hongaria. Publik di Wina luar biasa. Media terkecoh dengan pemberitaan asal Margarethe. Beberapa media menulis bervariasi, dia berasal dari Belanda, Jawa, Bali, dan India. Postur tubuhnya juga diekpos, besar dan langsing. Kemolekannya seperti seekor binatang liar.

Seorang perempuan cantik yang mirip dewi aneh, berkulit gelap mirip gelapnya malam. Sebuah media mewartakan, kalau Margarethe berusia 30 tahun, tapi wajahnya seperti gadis muda. Bahkan pada bulan Desember, di Belanda terbit sebuah buku berjudul "The Life of Mata Hari, the Biography of my Daughter". Buku itu, ditulis oleh Adam Zelle, ayah Margarethe. Margarethe tidak yakin, kalau itu tulisan ayahnya sendiri. Dia percaya, kalau ada dua penulis mendatangi ayahnya, karena kepopulerannya.

Wajah melankolis Mata Hari, terbukti bisa menaklukkan hati banyak pria di kalangan militer dan elite Perancis serta Jerman.Wajah melankolis Mata Hari, terbukti bisa menaklukkan hati banyak pria di kalangan militer dan elite Perancis serta Jerman....

Spion (Double Eye Spy)

Sudah berbulan-bulan telah beredar desas-desus ketegangan internasional di seluruh Eropa. Perang mengancam akan meletus. Pada awal bulan Agustus 1914, diumumkan bahwa perang telah meletus.

Orang-orang di jalan marah dan beringas. Pertokoan di sepanjang jalan di Paris yang berlabel Jerman atau Austria dibakar. Tak ada lagi 'Brasserie Viennoise' dan 'Café Klein'. Polisi pun kewalahan, antara memihak bangsanya atau masyarakat umum. Di Berlin, reaksinya tak beda dengan di Paris. Bangsa Jerman dan Perancis bersitegang dan mempertanyakan, mengapa Margarethe mondar-mandir di Berlin? Hanya seorang penari, namun banyak punya kenalan luas dan orang-orang penting.

Pada akhir bulan Juli tahun 1914, Margarethe menjalin hubungan dengan seorang komandan polisi bernama Griebel. Margarethe sebagai gundiknya, dan ikut melihat demonstrasi di luar istana kaisar.

Semboyan 'Deutschland über Alles' mengumandang keras. Dalam beberapa hari saja, Margarethe kena sasaran aksi anti orang asing. Suasana yang mencekam itu, juga mengkhawatirkan keselamatan Margarethe. Kini, dia sudah berusia 38 tahun. Dia punya akal, untuk pergi ke Paris lewat Zürich, Switzerland. Namun, pada tanggal 7 Agustus, dia sudah berada di Berlin lagi.

Bukan saja dia tanpa kawan di Berlin, tapi juga tanpa pakaian. Tapi beruntung, ada orang Belanda tua yang baik hati dan membelikan tiket kereta api, untuk keluar dari Berlin menuju Belanda. Pada tanggal 14 Agustus, dia meninggalkan Berlin dan berhenti di Frankfurt, meminta dokumen perjalanan ke konsul Belanda. Pada tanggal 16 Agustus, dia tiba di Amsterdam. Pada tanggal 14 Desember tahun 1914, untuk pertama kalinya Margarethe manggung di hadapan publik Belanda. Gedung teater di Den Haag penuh sesak dengan pengunjung. Semua orang ingin melihat penampilan Matahari yang sudah tersohor itu. Tak begitu lama Margarethe menemukan pasangan barunya, yaitu Baron Edouard van der Capellen.

Baron Edouard tak hanya kaya, tapi juga pimpinan kavaleri. Dia berusia 52 tahun. Dalam tempo sebulan dari perjumpaannya, Margarethe dibuatkan sebuah rumah mungil nan indah oleh Baron di Den Haag. Baron menganggap Margarethe bagaikan prostitusi.

Pada tanggal 13 Maret tahun 1915, Margarethe membaca koran Belanda, yang memuat fotonya dengan judul 'Madame Mata Hari'. Dia sedih dan meratapi masa jayanya yang sudah lewat, sementara di rumah pemberian Baron, ia seperti terkekang. Pada bulan Agustus tahun 1915, Margarethe berulang tahun yang ke-39.

Kehidupan sehari-hari Margarethe terasa sepi, karena Baron sering bertugas selama berbulan-bulan tak pulang. Margarethe mencoba kabur dan akan kembali ke Paris lagi. Jalan yang dia tempuh, harus berkeliling dari Amsterdam menuju pelabuhan Inggris, Selat Biskaya ke Vigo, di Spanyol utara. Kedatangan Margarethe di Paris pada bulan Desember tahun 1915, menjadi sorotan agen Perancis. Margarethe mengenakan pakaian mahal dan berlagak sombong. Apalagi dia merasa pernah menjadi bintang di Paris.

Pada suatu kesempatan, Margarethe mengungkapkan: "Suatu malam, pada bulan Mei tahun 1916, di Den Haag, aku didatangi seseorang yang bernama Karl Kramer. Kramer memberitahu tentang hubungannya dengan Perancis. Dan dia tanya aku, apakah kiranya aku bisa sedikit berbuat yang bisa membuat senang bangsa Jerman?" Margarethe menirukan tawaran Kramer: "Kalau kamu bisa bantu, aku gembira dan aku sediakan bayaran sebanyak 20.000 Franc."

Mendengar tawaran uang, Margarethe terpikat. Namun, dia memerlukan beberapa hari untuk mempertimbangkan. Bagi Margarethe hal ini tidaklah teramat sulit, karena dia sudah terbiasa berbuat naif dan menjalani liku-liku, dengan berbagai kalangan elit. Margarethe mengajukan usulan, seandainya dirinya bisa berbuat lebih, bisakah ditambah bayarannya? Kramer menyetujui.

Akhirnya, dia menulis surat jawaban kepada Kramer, yang menyatakan bahwa dirinya sanggup dan menerima tawaran. Betapa senang Kramer, dia cepat-cepat mendatangi rumah Margarethe sambil membawa uang kontan 20.000 Franc. Kramer juga membawa peralatan tulis rahasia, berupa tiga botol tinta. Dua botol diantaranya, berupa tinta tanpa warna. Sedang sebuah botol lagi berisi tinta berwarna biru kehijauan. Cairan di botol pertama, berfungsi untuk melembabkan kertas. Cairan pada botol kedua, untuk menulis berita. Sedangkan cairan di botol ketiga, untuk menghapus. Margarethe tampak heran dengan peralatan rahasia itu. Tapi dia mempercayai Kramer. Tak hanya di situ persiapan sebagai agen mata-mata. Namun, ada sandi khusus yang harus dipakai Margarethe, yaitu sandi nomor H21. Sandi nomor itu, harus ditulis sebagai tanda tangan. Dan semua berita harus dikirim ke alamat Hotel de l`Europe, di Amsterdam.

Lalu Margarethe dikirim ke Paris, untuk mengirim berita-berita yang penting. Tapi Margarethe tak tahu apa-apa tentang tugas yang akan dilakukan. Memang antara dunia spionase dan seks sangat erat. Orang-orang yang penting posisinya dan intelek sekali pun, tetap akan bertekuk lutut di atas ranjang. Di Paris, petualangan cinta Margarethe dimulai lagi. Kali ini, dengan seorang perwira muda Rusia, bernama Vadime de Masloff. Pada suatu malam ulang tahun Margarethe yang ke-40 itu, pemuda Vadime bercinta di kamar Grand Hotel.

Vadime, usianya 20 tahun lebih muda dari Margarethe. Bahkan Margarethe berujar, selama hidupnya dia hanya bercinta dengan para perwira. Suatu hari, sebuah musibah menimpa Vadime. Sebuah granat meledak dan melukai wajah serta leher Vadime, selain itu ia juga terkena asap gas beracun. Dia harus dirawat di rumah sakit tentara. Margarethe cemas dan bermaksud ingin mengunjungi Vadime di rumah sakit. Namun, diperlukan surat khusus dari sebuah kantor kementerian perang di Boulevard St.Germain. Tak tahunya, di kantor itu juga dipakai sebagai kantor agen spion Perancis. Di sebuah tangga gedung itu, secara kebetulan, Margarethe berpapasan dengan Kapten George Ladoux. Hubungan antara Margarethe dan Ladoux makin dekat.

Makin diketahui, kalau Ladoux sebenarnya ketua spion Perancis. Margarethe ditawari, untuk bekerja sebagai spion untuk Perancis. Ladoux menanyakan berapa gaji yang diminta? Bayangan Margarethe melambung tinggi, utamanya mencita-citakan hidup di masa depan dengan pacar terbarunya Vadime. "Satu Juta Franc", jawab Margarethe. Ladoux mempertimbangkannya, karena gaji sejumlah itu sama dengan gaji untuk 12 spion paling handal. Namun, Ladoux mencurigai, kalau Margarethe sebenarnya adalah spion untuk Jerman. Mendengar permintaan gajinya kurang ditanggapi Ladoux, maka Margarethe mencoba meyakinkan lagi. Kalau dirinya juga kenal orang penting di Jerman yang bernama Kramer. Telinga Ladoux hampir pecah mendengar nama Kramer. Karena memang dia orang penting Jerman.

Dari sini Ladoux makin yakin, kalau Margarethe benar-benar spion Jerman. Dan Margarethe mencoba akan menjadi 'agen mata-mata ganda' (double agen). Ladoux tidak mau mengambil resiko lebih jauh. Dia tak menyanggupi membayar satu juta Franc.

Pada tanggal 13 Pebruari, Albert Priole, komandan polisi mengetuk pintu kamar hotel, tempat Margarethe menginap. Polisi itu membawa surat perintah penahanan dan tertulis: 'Madame Zelle, Margarethe dengan nama Mata Hari, beragama kristen protestan, lahir di Belanda 7 Agustus 1876, tinggi 1,75, bisa baca tulis telah dinyatakan terdakwa sebagai spion yang menyebarkan berita ke musuh.'

Margarethe resmi menjadi tahanan di Palais de Justice, di bawah pengawasan Kapten Pierre Bouchardon. Kapten Bouchardon terus mempelajari dokumen yang dikirim dari kantor Ladoux.

Margarethe dikeluarkan dari sel, untuk dilakukan pemeriksaan. Kesibukan pemeriksaan makin ditingkatkan, kasus per kasus yang telah terlewati, dipertanyakan langsung pada Margarethe. Hasil pemeriksaan, sangat diragukan loyalitas Margarethe sebagai spion Perancis. Dia dituduh berbohong dan jelas terbukti sebagai spion Jerman. Margarethe mengelak dan justru mengaku bekerja untuk Ladoux. Buktinya, dia sudah mengirim berita penting dari Madrid. Dalam pemeriksaan Ladoux tidak ada di tempat. Margarethe meminta dihadirkan Ladoux. Pada tanggal 10 April, pihak kepolisian menyerahkan bukti pemeriksaan pada zat-zat kimia yang dipakai Margarethe. Sebuah botol tinta bertuliskan 'beracun', ternyata sebuah tinta tanpa warna itu dari bahan kwalitas terbaik. Ketika temuan polisi itu diutarakan Margarethe oleh Bouchardon. Margarethe mengelak, dia mengaku memesan di Spanyol.

Pada tanggal 25 Juli tahun 1917, sebuah sidang tertutup digelar, dengan penjagaan ekstra ketat. Beberapa saksi dan pejabat militer perang hadir. Oleh hakim pengadilan perang, Margarethe disodorkan delapan pertanyaan. Dan Margarethe dinyatakan terbukti bersalah sebagai spion Jerman. Untuk itu pengadilan perang Perancis menjatuhkan hukuman mati pada Margarethe.

Pelaksanaan hukuman mati dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15 Oktober tahun 1917, di Bois de Vincennes, bagian timur Kota Paris. 12 resimen artileri, siap dengan senapan di sebuah pagi yang dingin dan berkabut.

'Le Figoro' mengabarkan, spion Mata Hari dihukum mati dan mayatnya dikubur di kuburan Vincennes. Dua tahun kemudian, Jeanne-Louise, anak perempuan Mata Hari, yang sedang menginjak usia 21 tahun, meninggal dunia akibat pendarahan di otak.


Akhir hidup sang agen rahasia ganda Mata Hari yang tragis, saat harus mengakhiri hidupnya, ditembak mati di hadapan regu tembak.....Akhir hidup sang agen rahasia ganda Mata Hari yang tragis, saat harus mengakhiri hidupnya, ditembak mati di hadapan regu tembak.....

MATA HARI SI PENARI BUGIL DARI JAWA, SANG AGEN GANDA DI EROPA
Sejarah spionase dunia tidak akan pernah melupakan legenda Mata Hari (versi ejaan lain: Matahari), seorang penari erotis blasteran Jawa-Belanda penuh misteri, yang dikatakan sebagai agen rahasia ganda intelijen (mata-mata). Kisah hidupnya penuh liku, sebelum akhirnya merelakan hidupnya di depan regu tembak ..

Mata Hari bukanlah nama asli mata-mata berdarah campuran Belanda-Jawa ini. Kelahiran Belanda, 7 Agustus 1876, mempunyai nama asli Margaretha Gertruida Zelle. Nama pemberian orang tuanya diubahnya menjadii Mata Hari, karena dia menginginkan kehidupan baru, sama halnya dengan 'matahari' yang membuka lembaran baru kehidupan.

Kisah hidup wanita yang menikah pada usia 18 tahun ini, memang cukup suram. Dia pernah dikeluarkan dari sekolah guru, gara-gara membuat skandal dengan kepala sekolahnya. Pernah ditinggal mati anak laki-lakinya, akibat keracunan, dan bercerai pada tahun 1906 dari suaminya, seorang anggauta Angkatan Laut Belanda, yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua darinya.

Sebelum terjun ke dunia spionase, wanita yang memiliki kode rahasia H21 ini mengawali karirnya sebagai penari erotis di Paris. Berbekal keahlian 'erotic temple dances' yang dipelajari di India dan daya pikatnya yang tinggi, dia menjadi terkenal di mana-mana. Tak heran bila kemudian tawaran menari, banyak berdatangan dari kota-kota besar di Eropa, bahkan Mesir. Kondisi inilah yang kemudian menyeretnya dalam dunia spionase. Saat menjadi 'stripper' di Berlin, agen rahasia Jerman merekrutnya.

Mata Hari kemudian sering berkelana, baik antar kota, maupun antar negara. Karena terkenal sering bepergian, maka dia tidak punya kesulitan untuk menyusup, termasuk pada masa Perang Dunia I. Di banyak tempat, dia melakukan 'affair' dengan banyak orang penting; juga ditawari sebagai mata-mata Perancis dengan honor 1 juta Frank pada saat itu.

MI5 mulai curiga dengan aktivitas yang dilakukan oleh Mata Hari. Agen Rahasia Inggris, lalu menginterograsinya. Namun mereka tidak bisa memaksa Mata Hari untuk membuka mulut. Berkali-kali interogasi dilakukan, namun hasilnya tetap nihil. Sampai akhirnya agen rahasia Perancis berhasil menangkap dan menginterogasinya, saat dia akan menyeberangi Perancis untuk mengunjungi salah satu 'affair'-nya.

Agen rahasia Perancis kemudian menangkap Mata Hari, karena diyakini dialah 'The Greatest Woman Spy', yang mesti bertanggung-jawab atas kematian beribu-ribu tentara, akibat informasi yang diberikannya. Dia lalu diadili di pengadilan perang dan dieksekusi di hadapan regu tembak, pada tanggal 15 Oktober tahun 1917. Meski pun demikian, banyak yang mempermasalahkan eksekusi yang dilakukan terhadap Mata hari. Statusnya, sebagai agen rahasia ganda (double agent) dengan orang bersalah, masih dipertanyakan. Namun, dia layak dimasukkan kedalam catatan sejarah.

Baca juga artikel menarik lainnya klik disini

0 Response to "PENGETAHUAN UMUM: AGEN RAHASIA WANITA 'MATA HARI' YANG MAHIR MENARI SERIMPI (Margaretha Gertruida Zelle)"

Post a Comment