Puisi Pada Sisa Terang Lampu

Pada Sisa Terang Lampu

selain kabut, aku tak bisa menebak
keluasan langit dengan warna kemerahannya
darah bulan menggenangi lereng bukit yang renta
sambil mendaki menyongsong topan untuk mengekalkan kenangan
doa-doa menyelinap di antara keremangan
puisi
yang matang oleh harum belerang

aku tuliskan kerinduanku pada sisa terang lampu
yang dikedipkan pulau-pulau di kejauhan
lalu malam menyalakan mega yang terpendam
di jantungku bergolak seribu kawah gunung berapi
tapi hanya pada kabut, aku serahkan semua kata
persembahan kudus yang hangus menjadi asap dupa


Klik disini untuk melihat puisi menarik lainnya

0 Response to "Puisi Pada Sisa Terang Lampu"

Post a Comment