Puisi Singkong dan Kopi

puisi
Singkong dan Kopi

pagi ini kutepis mimpi buruk semalam
matahari gemilang, hangatnya sampai ke tulang
tak perlu ku menaklukkan dunia
cuma ingin membuat orang disekitarku tertawa
tersenyumlah minimal dua kali sehari
saat menjelang tidur dan waktu bangun pagi

sarapan tersaji, singkong empuk dan segelas kopi
hidup bukan disesali namun untuk diselami
meski cinta telah hilang, entah dimana kini

aku masih digayuti kabut yang semalam melaju dalam tidur
melewati petak-petak ladang, tangki air dan lengkung biru pebukitan
rumah-rumah kotak yang kecoklatan
jalan-jalan kecil yang melingkar serta sebuah sungai
yang berliku membelah perkampungan
semuanya bermuara dari mata


Klik disini untuk melihat puisimenarik lainnya

0 Response to "Puisi Singkong dan Kopi"

Post a Comment